Senin, 20 April 2015

MUSTAHIL KAMI DIAM...

قال العلامة مقبل الوادعي رحمه الله :

«لو يمكن أن يشتروا سكوتنا بالملايين لفعلوا،

لكن هيهات هيهات أن نسكت على باطل».

{ الرد الوجيه على أسئلة بيت الفقيه }

˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜

Berkata al'Allamah Muqbil alWadi'i:

"Kalau seandainya memungkinkan bagi mereka untuk membeli sikap diam kami dengan harga berjuta-juta, maka tentulah mereka melakukannya.

Tapi mustahil, mustahil, kami diam terhadap suatu kebathilan."

arRoddul Wajiih 'ala As-ilati Baitil Faqiih

¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯
✏ hm

Untuk fawaid lainnya bisa kunjungi website kami:

www.ittibaus-sunnah.net
➖➖➖➖➖➖➖➖
أصحاب السنة

❂Ashhabus Sunnah❂

DIAM.. INI TIDAK BOLEH SELAMANYA

قال الشيخ صالح الفوزان حفظه الله :

" نحن نری اﻷخطاء ونسكت ، ونترك الناس يهيمون ؟

لا ، هذا ما يجوز أبدا ، يجب أن نبين الحق من الباطل ، رضي من رضي ، وسخط من سخط  "

[اﻷجوبة المفيدة عن أسئلة المناهج الجديدة ص 238]

≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈

Berkata Syaikh Shalih alFauzan hafizhahullah:

Kita melihat berbagai kesalahan lalu kita diam saja, dan membiarkan manusia dalam keadaan bingung?

Tidak! Ini tidak boleh selamanya. Wajib untuk kita menjelaskan al Haq dari yang bathil. Ridho-lah orang yang ridho dan marahlah orang yang marah."

al Ajwibah al Mufidah 'an Asilatil Manaahijil Jadidah, 238
**********************************************
✏ hm

Untuk fawaid lainnya bisa kunjungi website kami:

www.ittibaus-sunnah.net
➖➖➖➖➖➖➖➖
أصحاب السنة

❂Ashhabus Sunnah❂

Kamis, 16 April 2015

APAKAH TERANGGAP BUNUH DIRI ORANG YANG MENINGGAL DALAM KECELAKAAN KARENA DIA MENGEBUT ?

هل يعد منتحرا من مات في سيارة إثر حادث بسبب زيادة السرعة

وقد سئل الشيخ ابن عثيمين رحمه الله :

شخص توفي بسبب حادث سيارة من السرعة الزائدة، هل يقال: إن هذا باب من أبواب الانتحار ؟

فأجاب:

" لا، هذا ليس بانتحار، لكنه قتل نفسه خطأً، إذا كانت السرعة هذه هي سبب الحادث فقد قتل نفسه خطأً، لأنه لو سُئل : هل أنت أسرعت لتموت ؟ لقال : لا، فهذا ليس بمنتحر، ولكن يقال : إنه قتل نفسه خطأ "                            

"لقاء الباب المفتوح" (73/19).

≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈
ººººººººººººº

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah pernah ditanya:

Ada seseorang yang wafat disebabkan kecelakan mobil dikarenakan penambahan kecepatan. Apakah pada kondisi ini dikatakan bahwasanya ini adalah salah satu bahasan yang termasuk pembahasan bunuh diri?

Lalu Syaikh menjawab:

Tidak. Ini bukanlah bunuh diri, namun dia membunuh dirinya karena suatu kesalahan. Jika menjalankan mobil dengan cepat inilah yang menyebabkan kecelakaan maka sungguh dia telah membunuh dirinya disebabkan suatu kesalahan (bukan kesengajaan, red). Karena jika dia ditanya, "Apakah engkau mempercepat mobilmu agar engkau lekas mati?", maka dia tentu akan menjawab, "Tidak". Jadi, ini bukanlah bunuh diri. Namun dikatakan bahwa dia membunuh dirinya sendiri karena suatu kesalahan.

Liqo-ul Baabil Maftuh: 19/73
¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨
Syabab Ashhabus Sunnah

Untuk fawaid lainnya bisa kunjungi website kami:

www.ittibaus-sunnah.net
➖➖➖➖➖➖➖➖
أصحاب السنة

❂Ashhabus Sunnah❂

MEMBASAHI JARI DENGAN LUDAH UNTUK MEMBALIK LEMBARAN-LEMBARAN AL QUR'AN

حكم ترطيب الأصبع باللعاب عند تقليب صفحات المصحف

السؤال:

يقول هذا السائل: سماحة الشيخ! ما رأيكم فيمن يقول للذي يضع ريقه على أصبعه ليقلب صفحات القرآن: هذا سوء أدب مع القرآن؟!

الجواب:

لا حرج في ذلك، ترطيب الإصبع لتسهيل قلب الصفحة ليس في هذا سوء أدب، وليس في هذا احتقار، بل هو مما يعين على رفع الصفحة، ولا يضر المصحف شيئاً، ليس هذا مما يضر المصحف.

فتاوى نور على الدرب للشيخ ابن باز

¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈

Pertanyaan :

Penanya ini berkata: Wahai Samahatus Syaikh, apa pendapat anda tentang orang mengatakan kepada orang lain yang meletakkan ludahnya pada jarinya untuk digunakan membalik lembaran-lembaran alQuran: "Ini adalah adab yang jelek terhadap alQuran!"??

Jawaban:

Tidak mengapa tentang tindakan itu. Membasahi jari (dengan ludah) untuk mempermudah membalik lembaran mushaf bukanlah adab yang jelek dalam masalah ini, dan bukan pula pelecehan, bahkan ini termasuk diantara cara yang membantu seseorang untuk mengangkat lembaran, dan tidak memadhorotkan mushaf tersebut sedikitpun. Ini bukanlah sesuatu yang memadhorotkan mushaf

Fatawa Nuurun 'alad Darbi lis Syaikh Bin Baaz
•••••••••••••••••••••••••••
Syabab Ashhabus Sunnah

Untuk fawaid lainnya bisa kunjungi website kami:

www.ittibaus-sunnah.net
➖➖➖➖➖➖➖➖
أصحاب السنة

❂Ashhabus Sunnah❂

Menari (tanpa musik) Dan Berhias Dihadapan Suami

قال الشيخ محمد بن صالح العثيمين رحمه الله :

" أما رقص المرأة أمام زوجها وليس عندهما أحد فلا بأس به؛ لأن ذلك ربما يكون أدعى لرغبة الزوج فيها، وكل ما كان أدعى لرغبة الزوج فيها فإنه مطلوب، ما لم يكن محرَّماً بعينه،

ولهذا يسن للمرأة أن تتجمل لزوجها، كما يسن للزوج أيضاً أن يتجمل لزوجته كما تتجمل له " انتهى .

[اللقاء الشهري 12 / السؤال رقم 9 ]

Syaikh Muhammad bin Shalih al 'Utsaimin berkata:

Adapun tarian (tanpa musik) seorang istri di depan suaminya dalam keadaan tidak ada seorangpun di dekat keduanya, maka hal itu tidak mengapa. Karena barangkali hal itu bisa mendatangkan hasrat sang suami pada istrinya. Dan setiap hal yang bisa mendatangkan hasrat sang suami kepada istri maka itulah yang dituntut, selama hal itu bukanlah sesuatu yang jelas diharamkan.

Oleh karena ini, disunnahkan kepada sang istri agar berhias untuk suaminya sebagaimana disunnahkan juga kepada sang suami agar berhias untuk istrinya sebagaimana sang istri berhias untuk dirinya.

alLiqo-us Syahriy 12, soal ke 9
•••••••••••••••••
✏ hm

Untuk fawaid lainnya bisa kunjungi website kami:

www.ittibaus-sunnah.net
➖➖➖➖➖➖➖➖
أصحاب السنة

❂Ashhabus Sunnah❂

Minggu, 12 April 2015

PERMATA SALAF-RENUNGAN DAN NASEHAT..

ﻗﺎﻝ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻘﻴﻢ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ:

“ ﻓﺮِّﻍ ﺧﺎﻃﺮﻙ ﻟﻠﻬﻢ ﺑِﻤَﺎ ﺃُﻣﺮﺕ ﺑِﻪِ، ﻭَﻟَﺎ ﺗﺸﻐﻠﻪ ﺑِﻤَﺎ ﺿﻤﻦ ﻟَﻚ، ﻓَﺈِﻥ ﺍﻟﺮﺯﻕ ﻭَﺍﻟْﺄَﺟَﻞ ﻗﺮﻳﻨﺎﻥ ﻣﻀﻤﻮﻧﺎﻥ، ﻓَﻤَﺎ ﺩَﺍﻡَ ﺍﻟْﺄَﺟَﻞ ﺑَﺎﻗِﻴﺎ ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﺮﺯﻕ ﺁﺗِﻴَﺎ،

ﻭَﺇِﺫﺍ ﺳﺪ ﻋَﻠَﻴْﻚ ﺑِﺤِﻜْﻤَﺘِﻪِ ﻃَﺮِﻳﻘﺎ ﻣﻦ ﻃﺮﻗﻪ، ﻓﺘﺢ ﻟَﻚ ﺑﺮﺣﻤﺘﻪ ﻃَﺮِﻳﻘﺎ ﺃَﻧْﻔَﻊ ﻟَﻚ ﻣِﻨْﻪُ،

ﻓﺘﺄﻣّﻞ ﺣَﺎﻝ ﺍﻟْﺠَﻨِﻴﻦ ﻳَﺄْﺗِﻴﻪِ ﻏﺬﺍﺅﻩ ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟﺪَّﻡ ﻣﻦ ﻃَﺮِﻳﻖ ﻭَﺍﺣِﺪَﺓ، ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟﺴُّﺮَّﺓ، ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺧﺮﺝ ﻣﻦ ﺑﻄﻦ ﺍﻟْﺄُﻡ، ﻭﺍﻧﻘﻄﻌﺖ ﺗِﻠْﻚَ ﺍﻟﻄَّﺮِﻳﻖ، ﻓﺘﺢ ﻟَﻪُ ﻃَﺮِﻳﻘﻴﻦ ﺍﺛْﻨَﻴْﻦِ، ﻭﺃﺟﺮﻯ ﻟَﻪُ ﻓﻴﻬﻤَﺎ ﺭﺯﻗﺎ ﺃﻃﻴﺐ ﻭﺃﻟﺬ ﻣﻦ ﺍﻷﻭﻝ: ﻟَﺒَﻨًﺎ ﺧَﺎﻟِﺼﺎ ﺳﺎﺋﻐﺎ،

ﻓَﺈِﺫﺍ ﺗﻤﺖ ﻣُﺪَّﺓ ﺍﻟﺮَّﺿَﺎﻉ، ﻭﺍﻧﻘﻄﻌﺖ ﺍﻟﻄﺮﻳﻘﺎﻥ ﺑﺎﻟﻔﻄﺎﻡ، ﻓﺘﺢ ﻃﺮﻗﺎً ﺃَﺭْﺑَﻌَﺔ ﺃﻛﻤﻞ ﻣِﻨْﻬَﺎ، ﻃﻌﺎﻣﺎﻥ ﻭﺷﺮﺍﺑﺎﻥ، ﻓﺎﻟﻄﻌﺎﻣﺎﻥ ﻣﻦ ﺍﻟْﺤَﻴَﻮَﺍﻥ ﻭﺍﻟﻨﺒﺎﺕ، ﻭﺍﻟﺸﺮﺍﺑﺎﻥ ﻣﻦ ﺍﻟْﻤِﻴَﺎﻩ ﻭﺍﻷﻟﺒﺎﻥ ﻭَﻣَﺎ ﻳُﻀَﺎﻑ ﺇِﻟَﻴْﻬِﻤَﺎ ﻣﻦ ﺍﻟْﻤَﻨَﺎﻓِﻊ ﻭﺍﻟﻤﻼﺫ.

ﻓَﺈِﺫﺍ ﻣَﺎﺕَ ﺍﻧْﻘَﻄَﻌﺖ ﻋَﻨﻪُ ﻫَﺬِﻩ ﺍﻟﻄّﺮﻕ ﺍﻟْﺄَﺭْﺑَﻌَﺔ، ﻟﻜﻨﻪ ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻪُ ﻓﺘﺢ ﻟَﻪُ ﺇِﻥ ﻛَﺎﻥَ ﺳﻌﻴﺪﺍ ﻃﺮﻗﺎ ﺛَﻤَﺎﻧِﻴَﺔ، ﻭَﻫِﻲ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏ ﺍﻟْﺠﻨَّﺔ ﺍﻟﺜَّﻤَﺎﻧِﻴﺔ ﻳﺪْﺧﻞ ﻣﻦ ﺃَﻳﻬَﺎ ﺷَﺎﺀَ، ﻓَﻬَﻜَﺬَﺍ ﺍﻟﺮﺏ ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻪُ ﻟَﺎ ﻳﻤْﻨَﻊ ﻋَﺒﺪﻩ ﺍﻟْﻤُﺆﻣﻦ ﺷَﻴْﺌﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻭﻳﺆﺗﻴﻪ ﺃﻓﻀﻞ ﻣِﻨْﻪُ ﻭﺃﻧﻔﻊ ﻟَﻪُ،

ﻭَﻟَﻴْﺲَ ﺫَﻟِﻚ ﻟﻐﻴﺮ ﺍﻟْﻤُﺆﻣﻦ، ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻳﻤﻨﻌﻪُ ﺍﻟْﺤَﻆ ﺍﻟْﺄَﺩْﻧَﻰ ﺍﻟﺨﺴﻴﺲ، ﻭَﻟَﺎ ﻳﺮﺿﻰ ﻟَﻪُ ﺑِﻪِ، ﻟﻴﻌﻄﻴَﻪ ﺍﻟْﺤَﻆ ﺍﻟْﺄَﻋْﻠَﻰ ﺍﻟﻨﻔﻴﺲ .

‏[ ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺪ ﻻﺑﻦ ﺍﻟﻘﻴﻢ ﺹ57 ‏]

Al Imam Al 'Allaamah Ibnul Qayyim rahimahullahu ta'ala:

“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang.

Jika Allah -dengan hikmahNya-berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti -dengan rahmatNya- membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.

Renungkanlah keadaan janin, makanan datang kepadanya, berupa darah dari satu jalan, yaitu pusar. Lalu ketika dia keluar dari perut ibunya dan terputus jalan rezeki itu, Allah membuka untuknya dua jalan rezeki yang lain [yakni dua puting susu ibunya], dan Allah mengalirkan untuknya di dua jalan itu; rezeki yang lebih baik dan lebih lezat dari rezeki yang pertama, itulah rezeki susu murni yang lezat.

Lalu ketika masa menyusui habis, dan terputus dua jalan rezeki itu dengan sapihan, Allah membuka empat jalan rezeki lain yang lebih sempurna dari yang sebelumnya; yaitu dua makanan dan dua minuman. Dua makanan = dari hewan dan tumbuhan. Dan dua minuman = dari air dan susu serta segala manfaat dan kelezatan yang ditambahkan
kepadanya.

Lalu ketika dia meninggal, terputuslah empat jalan rezeki ini, Namun Allah subhanahu membuka baginya -jika dia hamba yang beruntung- delapan jalan rezeki, itulah pintu-pintu surga yang berjumlah delapan, dia boleh masuk surga dari mana saja dia kehendaki. Dan begitulah Allah subhanahu,Dia tidak menghalangi hamba-Nya untuk mendapatkan sesuatu, kecuali Dia berikan sesuatu yang lebih utama dan lebih bermanfaat baginya.

Dan itu tidak diberikan kepada selain orang mukmin, karenanya Dia menghalanginya dari bagian yang rendahan dan murah, dan Dia tidak rela hal tersebut untuknya, untuk memberinya bagian yang mulia dan berharga.”

Al Fawaaid libnil Qayyim hal. 57
¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯
······················
Syabab Ashhabus Sunnah

Untuk fawaid lainnya bisa kunjungi website kami:

www.ittibaus-sunnah.net
➖➖➖➖➖➖➖➖
أصحاب السنة

❂Ashhabus Sunnah❂

PERMATA SALAF-Wasiat 'Ali bin abi Thalib radhiyallahu 'anhu..

ﻗﺎﻝ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻃﺎﻟﺐ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ :

ﺍﺣﻔﻈﻮﺍ ﻋﻨﻲ ﺧﻤﺴﺎً ﻓﻠﻮ ﺭﻛﺒﺘﻢ ﺍﻹﺑﻞ ﻓﻲ ﻃﻠﺒﻬﻦ ﻷﻧﻀﻴﺘﻤﻮﻫﻦ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺗﺪﺭﻛﻮﻫﻦ

ﻻ ﻳﺮﺟﻮ ﻋﺒﺪ ﺇﻻ ﺭﺑﻪ

ﻭﻻ ﻳﺨﺎﻑ ﺇﻻ ﺫﻧﺒﻪ

ﻭﻻ ﻳﺴﺘﺤﻲ ﺟﺎﻫﻞ ﺃﻥ ﻳﺴﺄﻝ ﻋﻤﺎ ﻻ ﻳﻌﻠﻢ

ﻭﻻ ﻳﺴﺘﺤﻲ ﻋﺎﻟﻢ ﺇﺫﺍ ﺳﺌﻞ ﻋﻤﺎ ﻻ ﻳﻌﻠﻢ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ

ﻭﺍﻟﺼﺒﺮ ﻣﻦ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﺑﻤﻨﺰﻟﺔ ﺍﻟﺮﺃﺱ ﻣﻦ ﺍﻟﺠﺴﺪ ﻭﻻ ﺇﻳﻤﺎﻥ ﻟﻤﻦ ﻻ ﺻﺒﺮ ﻟﻪ

حلية الأولياء ١/ ٧٦

ººººººººººººººººººººº
•••••••••••••••

‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata:

“Hafalkanlah lima hal dari saya, yang mana seandainya kalian mengendarai unta untuk mencarinya, pasti unta itu sudah binasa sebelum kalian mendapatkannya, yaitu

Janganlah seorang hamba mengharapkan selain Rabbnya,
Janganlah ia merasa takut kecuali kepada dosanya sendiri,

Jangan sampai orang bodoh merasa malu untuk bertanya tentang sesuatu yang tidak ia ketahui,

Jangan sampai orang ‘alim merasa malu untuk mengatakan Allah lebih tahu (Allahu a’lam) tatkala ia ditanya tentang sesuatu yang tidak ia ketahui,

Dan kesabaran (bila dikaitkan dengan) iman adalah bagaikan kedudukan kepala dari tubuh, dan tidak ada keimanan bagi orang yang tidak memiliki kesabaran.”

Hilyatul Auliya 1/76
¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨¨
´´´´´´´´´´´´``````````
Syabab Ashhabus Sunnah

Untuk fawaid lainnya bisa kunjungi website kami:

www.ittibaus-sunnah.net
➖➖➖➖➖➖➖➖
أصحاب السنة

❂Ashhabus Sunnah❂

Jumat, 03 April 2015

Apa Pendapatmu Tentang Seorang Yang berkata: "Aku Bertawakkal Kepada Alloh Lalu Kepadamu?

Oleh Syaikh Al 'Allaamah Robi' bin Hadiy Al Madkholiy hafizhohulloh

ﻣﺎ ﻗﻮﻟﻜﻢ ﻓﻲ ﺭﺟﻞ ﻳﻘﻮﻝ "ﺗﻮﻛﻠﺖ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺛﻢ ﻋﻠﻴﻚ "

ﻟﻠﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺭﺑﻴﻊ ﺑﻦ ﻫﺎﺩﻱ ﺍﻟﻤﺪﺧﻠﻲ حفظه اللّٰه

¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯
····················

السؤال :

ﻣﺎ ﻗﻮﻟﻜﻢ ﻓﻲ ﺭﺟﻞ ﻳﻘﻮﻝ ﻟﻤﺨﻠﻮﻕ : "ﺗﻮﻛﻠﺖ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺛﻢ ﻋﻠﻴﻚ" ﻭ "ﺃﻋﺘﻤﺪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺛﻢ ﻋﻠﻴﻚ".

ﺍﻟﺠﻮﺍﺏ :

ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﻫﺬﺍ؛ ﺍﻟﺘﻮﻛﻞ ﻳﻜﻮﻥ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ

‏( ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺘﻮﻛﻠﻮﺍ ﺇﻥ ﻛﻨﺘﻢ ﻣﺆﻣﻨﻴﻦ ‏)

ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺍﻟﺘﻮﻛﻞ ﺇﻻّ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ،

ﻭﻗﻮﻝ "ﺍﻋﺘﻤﺪﺕ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺛﻢ ﻋﻠﻴﻚ" ﺍﻻﻋﺘﻤﺎﺩ ﻫﻮ ﺍﻟﺘﻮﻛﻞ، ﻳﻌﻨﻲ ﻳﻀﻴﻖ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﻭﻣﺎ ﻳﺠﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻐﺔ ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﺇﻻّ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﺍﻟﻔﺎﺭﻍ !!

ﻫﻞ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ : ﺗﻮﻛﻠﺖ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺛﻢ ﻋﻠﻴﻚ؟! ﻫﺬﺍ ﻣﻦ ﺩﺱّ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ.

‏[ ﻓﺘﺎﻭﻯ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻘﻴﺪﺓ ﻭﺍﻟﻤﻨﻬﺞ ﺍﻟﺤﻠﻘﺔ ﺍﻷﻭﻟﻰ‏ ]

http://www.rabee.net/ar/questions.php?cat=17&id=158
••••••••••••••••

Pertanyaan:

“Apa pendapat Anda tentang seseorang yang berkata kepada yang lain: ‘Aku bertawakkal kepada Alloh lalu kepadamu’, dan ucapan ‘Aku bersandar kepada Alloh lalu kepadamu?”

Jawaban:

“Ini tidak boleh, bertawakkal hanya kepada Alloh,

ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺘﻮﻛﻠﻮﺍ ﺇﻥ ﻛﻨﺘﻢ ﻣﺆﻣﻨﻴﻦ

“Hanya kepada Alloh kalian bertawakkal jika kalian mukmin.” (Al Maidah: 23)

Maka bertawakkal tidak dibolehkan kecuali hanya kepada Alloh
Subhanahu wa ta’ala.

Adapun ucapan “Aku bersandar kepada Alloh lalu kepadamu” bersandar adalah tawakkal itu sendiri, yaitu dia merasa sempit dengan ucapan ini sehingga dia tidak mendapatkan dalam
bahasa arob melainkan ucapan kosong ini. !!

Apakah para sahabat pernah berkata: aku bertawakkal kepada Alloh lalu kepadamu?! Ini termasuk tipu daya setan.”

Fataawa fil 'Aqidah wal Manhaj pertemuan pertama

¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯
····················
Syabab Ashhabus Sunnah

Untuk fawaid lainnya bisa kunjungi website kami:

www.ittibaus-sunnah.net
➖➖➖➖➖➖➖➖
أصحاب السنة

❂Ashhabus Sunnah❂

Selasa, 31 Maret 2015

ROFIDHOH DAN SYI'AH LEBIH BERBAHAYA DARI YAHUDI DAN NASHORO

Oleh Al Imam Al Muhaddits Asy Syaikh Muqbil bin Hadiy Al Wadi'iy rohimahulloh

الروافض والشيعة أضر على الإسلام من اليهود والنصارى

للإمام المحدث الشيخ مقبل بن هادي الوادعي رحمه الله ● ●

•••••••••••••••••
――――――――――――

السؤال:

ما صحة قول من قائل : إن الروافض والشيعة أشد على الإسلام من اليهود والنصارى ، هل يعني ذلك تكفيرهم ، وما هي ضوابط التكفير ، ومتى يكفر الإنسان كفراً أكبر يخرج به من الملة ؟

الإجابة:

الحمد لله وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه ومن والاه ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله أما بعد :

فهذا القول صحيح ؛ أن الروافض والشيعة أضر على الإسلام من اليهود والنصارى ، بمعنى كما قال شيخ الإسلام ابن تيمية ونقله عنه تلميذه الذهبي وابن كثير في < البداية والنهاية > : أن لهم مواقف مع اليهود والنصارى ضد المسلمين ، وليس معناه أنهم يكفرونهم .

ومن الأمثلة على هذا : أن ابن العلقمي الخائن كان وزير للمستعصم وزين له أن يقلل جيشه ففعل ،

وبعد هذا قرب التتار ابن العلقمي ونصير الدين الطوسي الذي يلقب بنصير الدين لكنه نصير الشرك والإلحاد كما قال ابن القيم رحمه الله تعالى في < إغاثة اللهفان >،

بعد هذا لما قرب التتار وكانت في قلوبهم هيبة أيما هيبة من قتل الخليفة ومن دخول بغداد قال ابن العلقمي الخائن لهم : ابقوا ههنا قريبين ونحن سنخرج الخليفة إليكم،

فذهب إلى الخليفة وقال : هم ما يريدون غزو بلادك ولا يريدون قتلك، يريدون أن يزوجوك بابنة رئيس التتار.

فخرج وعند أن خرج إليهم مسكوه وسجنوه بين البغال ، وبعد ذلك قتلوه رحمه الله تعالى بسبب خيانة ابن العلقمي .

بعد أن نفذ لهم هذه الخيانة ماذا عمل التتار ؟! نبذوه ولم يلتفتوا إليه ، حتى أن امرأة قالت له : أيما أحسن عند أن كنت وزيراً في الدولة العباسية أم الآن وهو ماشي في الشوارع ضايع ، فيقال إنه مات كمداً .

وهكذا في زماننا هذا شاهدنا الشيعة يتعاطفون مع الشيوعيين فعلي سالم البيض وهو إشتراكي شيوعي لا يأمن على نفسه إلا إذا كان في صعدة بين الروافض في باقم أو في غيره ويقولون : مرحباً بأبي هاشم !! مرحباً بأبي هاشم وهو شيوعي إشتراكي .

فلهم مواقف مع اليهود والنصارى ضد المسلمين والله المستعان هذا معناه .

وأما التكفير يكفر منهم من قال : إن قرآننا ناقص ، أو قال : إن جبريل خان الرسالة ، ومن حرف كتاب الله ، على أن الشيعة على جميع أصنافهم يردون سنة رسول الله - صلى الله عليه وعلى آله وسلم - ، ويعتمدون على كتبهم ، وكتبهم أشبه بكتب اليهود والنصارى خالية من الأسانيد لا يعتمد عليها ، فهم يعتمدون على كتبهم ، ولا يعتمدون على ما في < صحيح البخاري > ، و < صحيح مسلم > وبقية الأمهات الست والله المستعان .

وما هي ضوابط التكفير، ومتى يكفر الإنسان كفراً أكبر يخرج به من الملة؟ من رد شيئاً مقطوعاً به، أو سجد لصنم أو غير ذلك هذا يعتبر كافراً،

ومن المؤسف جداً أن حد الردة توقف في كثير من البلاد الإسلامية والله المستعان ، مع أنه قد قدم معاذ بن جبل إلى أبي موسى فوجد رجلاً مربوطاً فقال معاذ : ما هذا يا أبا موسى ؟ ، قال : هذا رجل ارتد بعد إسلامه ، قال معاذ : لا أنزل حتى تقتله ، قال : ما ربطناه إلا لنقتله ، فقتل في ذلك الوقت والله المستعان والحمد الله .

لكن في كثير من البلدان الإسلامية يعطلون حد الردة وبقي ههنا [ السعودية ] لا بأس بهذا البلد جزاهم الله خيراً يقيمون الحدود من أجل هذا منّ الله عليهم بالأمن ، وبارك الله لهم في أعمالهم وسعيهم والله المستعان .

من شريط: الأجوبة العلمية على الأسئلة الوصابية

الفتوى الصوتية :

http://www.muqbel.net/fatwa.php?fatwa_id=293

•••••••••••••••
――――――――――――

Soal:

Bagaimanakah kebenaran ucapan seseorang: "Sesungguhnya Rofidhoh dan Syi'ah itu lebih jahat terhadap Islam daripada Yahudi dan Nashoro"? Apakah ucapan itu berarti mengafirkan mereka? Apa sajakah batasan takfir? Dan kapankah seseorang dikafirkan dengan kafir akbar yang dengan hal itu ia dikeluarkan dari agama?

Jawab:

الحمد لله وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه ومن والاه. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده ورسوله. أما بعد:
Ucapan ini adalah benar. Bahwa Rofidhoh dan Syi'ah lebih berbahaya terhadap Islam daripada Yahudi dan Nashoro, dengan makna sebagaimana kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan yang dinukilkan dari beliau oleh muridnya adzDzahaby dan Ibnu Katsir dalam kitab al Bidayah wan Nihayah, bahwa Rofidhoh memiliki sikap-sikap bersama Yahudi dan Nashoro untuk melawan muslimin, dan ini tidaklah bermakna bahwa mereka mengkafirkan Syi'ah (secara mutlak/merata, pent).

Dan diantara contoh atas hal ini adalah bahwasanya Ibnu al 'Alqomiy si pengkhianat dulu adalah menteri dari Khalifah al Musta'shim. Dan dia menghias-hiasi kepadanya agar mengurangi jumlah pasukannya, lalu Khalifah pun melakukan hal itu.

Setelah itu, bangsa Tatar mendekati Ibnul 'Al qamiy dan Nashiruddiin at Thouwsy yang digelari dengan Nashiruddin (penolong agama) namun pada hakekatnya dia adalah penolong kesyirikan dan atheisme sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitab Ighatsatul Lahfaan.

Setelah itu, tatkala Tatar mendekat (dan ketika itu dalam hati mereka ada rasa kagum yang sangat hebat jika berhasil membunuh khalifah dan memasuki Baghdad),  berkatalah Ibnul Al qamy si pengkhianat kepada mereka:
"Tetaplah berada di dekat sini dan kami akan mengeluarkan khalifah pada kalian".

Lalu pergilah ia menghadap Khalifah dan mengatakan: "Mereka tidak ingin memerangi negara anda, dan tidak pula ingin membunuh anda. Mereka ingin menikahkan anda dengan putri Pimpinan Tatar".

Kemudian keluarlah beliau. Dan tatkala beliau keluar pada mereka, mereka menahan dan memenjarakan beliau di antara baghal (peranakan kuda dan keledai). Dan setelah itu mereka membunuhnya, rahimahullaah Ta'ala, dengan sebab pengkhianatan Ibnul 'Al qamiy.

Setelah melaksanakan pengkhianatan ini pada mereka, apa yang dilakukan bangsa Tatar?! Mereka mencampakkannya dan tidak menoleh kepadanya, hingga ada seorang wanita berkata padanya: "Mana yang lebih baik bagimu, tatkala kamu menjadi menteri untuk Daulah Abbasiyah ataukah yang sekarang (dalam keadaan dia terlantar, berjalan di jalan-jalan)?". Lalu ada yang mengatakan bahwa dia mati dalam keadaan menderita.

Dan demikian pula di zaman kita ini. Kita saksikan Syiah bermesraan dengan para atheis/komunis. Maka Ali Salim al Baidh dan dia adalah seorang sosialis-komunis, dia sendiri tidak merasa aman kecuali jika dia berada di Sho'dah, di antara para Rofidhoh, di Baqim atau di tempat lainnya. Dan para Rafidhoh pun menyambutnya:
"Selamat datang, Abu Hasyim, selamat datang Abu Hasyim!", padahal dia seorang sosialis-komunis.

Jadi, mereka memiliki sikap-sikap tertentu bersama Yahudi dan Nashoro untuk memerangi kaum muslimin, wallaahul Musta'an. Inilah maknanya.

Dan adapun tentang takfir, maka dikafirkan di antara mereka orang yang mengatakan: "Sesungguhnya al Quran kita ini kurang (tidak lengkap)", atau mengatakan:
"Sesungguhnya Jibril mengkhianati risalah", dan orang yang menyimpangkan Kitabullah. Atas dasar bahwasanya Syi'ah pada seluruh golongannya menolak sunnah Rosulullah shallallaahu 'alaihi wa 'ala aalihi wa sallam, dan mereka bersandar pada kitab-kitab karangan mereka sendiri, padahal kitab-kitab mereka itu mirip dengan kitab-kitabnya Yahudi dan Nashoro, tanpa disertai sanad-sanad dan tidak bersandar pada sanad-sanad tersebut. Jadi, mereka bersandar pada kitab-kitab mereka dan tidak bersandar pada apa yang ada dalam Shahih al Bukhory, Shahih Muslim, dan kitab-kitab hadits yang induk yang enam. Wallaahul Musta'an.

Dan apakah batasan-batasan takfir? Dan kapan seseorang dikafirkan dengan kafir akbar yang dengannya dia dikeluarkan dari agama? Siapa yang menolak sesuatu (dari al Quran dan sunnah) maka diputuskan dengan takfir itu, atau sujud pada berhala, atau hal-hal yang lainnya. Yang seperti ini teranggap sebagai kafir.

Dan sangat disayangkan, bahwasanya hukuman had untuk orang yang murtad tidak dilaksanakan pada kebanyakan negara Islam, Wallaahul Musta'an. Padahal Mu'adz bin Jabal pernah menghadap kepada Abu Musa. Lalu dia melihat ada seorang yang terikat, lalu Mua'adz bertanya: "Ada apa ini wahai Abu Musa?". Abu Musa menjawab: "Orang ini murtad setelah masuk Islam." Mu'adz berkata: "Aku tidak akan turun hingga anda membunuhnya". Abu Musa menjawab: "Tidaklah kami mengikatnya kecuali agar kami bisa membunuhnya". Lalu Abu Musa membunuhnya pada saat itu juga. Wallaahul Musta'an, walhamdulillah.

Namun pada kebanyakan negara Islam, mereka menghilangkan hukum had untuk orang yang murtad, dan tersisa disini (di negara Saudi) yang masih memberlakukannya, tidak mengapa di negara ini. Jazahumullaahu khoiron. Mereka melaksanakan hukum-hukum had karena hal ini. Semoga Allah menganugrahkan keamanan pada mereka dan memberkahi mereka dalam pekerjaan-pekerjaan dan usaha-usaha mereka. Wallaahul Musta'an.

Dari kaset: Al Ajwibah Al 'Ilmiyyah 'alal As`ilatil Wushobiyyah

••••••••••••••••••••
˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜˜
hm

Untuk fawaid lainnya bisa kunjungi website kami:

www.ittibaus-sunnah.net
➖➖➖➖➖➖➖➖
أصحاب السنة

❂Ashhabus Sunnah❂

Senin, 30 Maret 2015

TENTANG HADITS ‏« ﺑَﻴْﻨَﻤَﺎ ﻛَﻠْﺐٌ ﻳُﻄِﻴﻒُ ﺑِﺮَﻛِﻴَّﺔٍ ﻛَﺎﺩَ ﻳَﻘْﺘُﻠُﻪُ ﺍﻟْﻌَﻄَﺶُ؛ ﺇِﺫْ ﺭَﺃَﺗْﻪُ ﺑَﻐِﻲٌّ ﻣِﻦْ ﺑَﻐَﺎﻳَﺎ ﺑَﻨِﻲ ﺇِﺳْﺮَﺍﺋِﻴﻞَ؛ ﻓَﻨَﺰَﻋَﺖْ ﻣُﻮﻗَﻬَﺎ ﻓَﺴَﻘَﺘْﻪُ؛ ﻓَﻐُﻔِﺮَ ﻟَﻬَﺎ ﺑِﻪِ‏» ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ‏( 3321، 3467‏ ) ﻭﻣﺴﻠﻢ ‏( 2245 )

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ :

‏« ﺑَﻴْﻨَﻤَﺎ ﻛَﻠْﺐٌ ﻳُﻄِﻴﻒُ ﺑِﺮَﻛِﻴَّﺔٍ ﻛَﺎﺩَ ﻳَﻘْﺘُﻠُﻪُ ﺍﻟْﻌَﻄَﺶُ؛ ﺇِﺫْ ﺭَﺃَﺗْﻪُ ﺑَﻐِﻲٌّ ﻣِﻦْ ﺑَﻐَﺎﻳَﺎ ﺑَﻨِﻲ ﺇِﺳْﺮَﺍﺋِﻴﻞَ؛ ﻓَﻨَﺰَﻋَﺖْ ﻣُﻮﻗَﻬَﺎ ﻓَﺴَﻘَﺘْﻪُ؛ ﻓَﻐُﻔِﺮَ ﻟَﻬَﺎ ﺑِﻪِ‏»

ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ‏( 3321، 3467‏ ) ﻭﻣﺴﻠﻢ ‏( 2245 )

قال شيخ الإسلام إبن تيمية رحمه الله :

فهذه ﺳﻘﺖ ﺍﻟﻜﻠﺐ ﺑﺈﻳﻤﺎﻥ ﺧﺎﻟﺺ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﻗﻠﺒﻬﺎ، ﻓﻐﻔﺮ ﻟﻬﺎ، ﻭﺇﻻ ﻓﻠﻴﺲ ﻛﻞ ﺑﻐﻲ ﺳﻘﺖ ﻛﻠﺒﺎ ﻳﻐﻔﺮ ﻟﻬﺎ، ﻭﻛﺬﻟﻚ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺬﻱ ﻧﺤﻰ ﻏﺼﻦ ﺍﻟﺸﻮﻙ ﻋﻦ ﺍﻟﻄﺮﻳﻖ، ﻓﻌﻠﻪ ﺇﺫ ﺫﺍﻙ ﺑﺈﻳﻤﺎﻥ ﺧﺎﻟﺺ، ﻭﺇﺧﻼﺹ ﻗﺎﺋﻢ ﺑﻘﻠﺒﻪ، ﻓﻐﻔﺮ ﻟﻪ ﺑﺬﻟﻚ؛ ﻓﺈﻥ ﺍﻷﻋﻤﺎﻝ ﺗﺘﻔﺎﺿﻞ ﺑﺘﻔﺎﺿﻞ ﻣﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ﻣﻦ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﻭﺍﻹﺧﻼﺹ،

ﻭﺇﻥ ﺍﻟﺮﺟﻠﻴﻦ ﻟﻴﻜﻮﻥ ﻣﻘﺎﻣﻬﻤﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻒ ﻭﺍﺣﺪﺍ ﻭﺑﻴﻦ ﺻﻼﺗﻴﻬﻤﺎ ﻛﻤﺎ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﻭﺍﻷﺭﺽ. ﻭﻟﻴﺲ ﻛﻞ ﻣﻦ ﻧﺤﻰ ﻏﺼﻦ ﺷﻮﻙ ﻋﻦ ﺍﻟﻄﺮﻳﻖ، ﻳﻐﻔﺮ ﻟﻪ؛

منهاج السنة ٦ /٢٢١-٢٢٢

قال إبن القيم رحمه الله :

ﻣﺎ ﻗﺎﻡ ﺑﻘﻠﺐ ﺍﻟﺒﻐﻲ ﺍﻟﺘﻲ ﺭﺃﺕ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﻜﻠﺐ، ﻭﻗﺪ ﺍﺷﺘﺪ ﺑﻪ ﺍﻟﻌﻄﺶ ﻳﺄﻛﻞ ﺍﻟﺜﺮﻯ، ﻓﻘﺎﻡ ﺑﻘﻠﺒﻬﺎ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﻮﻗﺖ ﻣﻊ ﻋﺪﻡ ﺍﻵﻟﺔ، ﻭﻋﺪﻡ ﺍﻟﻤﻌﻴﻦ، ﻭﻋﺪﻡ ﻣﻦ ﺗﺮﺍﺋﻴﻪ ﺑﻌﻤﻠﻬﺎ، ﻣﺎ ﺣﻤﻠﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﻏﺮﺭﺕ ﺑﻨﻔﺴﻬﺎ ﻓﻲ ﻧﺰﻭﻝ ﺍﻟﺒﺌﺮ ﻭﻣﻞﺀ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻓﻲ ﺧﻔﻬﺎ، ﻭﻟﻢ ﺗﻌﺒﺄ ﺑﺘﻌﺮﺿﻬﺎ ﻟﻠﺘﻠﻒ، ﻭﺣﻤﻠﻬﺎ ﺧﻔﻬﺎ ﺑﻔﻴﻬﺎ ﻭﻫﻮ ﻣﻶﻥ، ﺣﺘﻰ ﺃﻣﻜﻨﻬﺎ ﺍﻟﺮﻗﻲ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﺌﺮ، ﺛﻢ ﺗﻮﺍﺿﻌﻬﺎ ﻟﻬﺬﺍ ﺍﻟﻤﺨﻠﻮﻕ ﺍﻟﺬﻱ ﺟﺮﺕ ﻋﺎﺩﺓ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺑﻀﺮﺑﻪ، ﻓﺄﻣﺴﻜﺖ ﻟﻪ ﺍﻟﺨﻒ ﺑﻴﺪﻳﻬﺎ ﺣﺘﻰ ﺷﺮﺏ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺃﻥ ﺗﺮﺟﻮ ﻣﻨﻪ ﺟﺰﺍﺀ ﻭﻻ ﺷﻜﻮﺭًﺍ، ﻓﺄﺣﺮﻗﺖ ﺃﻧﻮﺍﺭ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ ﻣﺎ ﺗﻘﺪﻡ ﻣﻨﻬﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﻐﺎﺀ ﻓﻐﻔﺮ ﻟﻬﺎ،

ﻣﺪﺍﺭﺝ ﺍﻟﺴﺎﻟﻜﻴﻦ ١/ ٢٨٠-٢٨١

――――――――――――
••••••••••••••

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata: telah bersabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:

‏« ﺑَﻴْﻨَﻤَﺎ ﻛَﻠْﺐٌ ﻳُﻄِﻴﻒُ ﺑِﺮَﻛِﻴَّﺔٍ ﻛَﺎﺩَ ﻳَﻘْﺘُﻠُﻪُ ﺍﻟْﻌَﻄَﺶُ؛ ﺇِﺫْ ﺭَﺃَﺗْﻪُ ﺑَﻐِﻲٌّ ﻣِﻦْ ﺑَﻐَﺎﻳَﺎ ﺑَﻨِﻲ ﺇِﺳْﺮَﺍﺋِﻴﻞَ؛ ﻓَﻨَﺰَﻋَﺖْ ﻣُﻮﻗَﻬَﺎ ﻓَﺴَﻘَﺘْﻪُ؛ ﻓَﻐُﻔِﺮَ ﻟَﻬَﺎ ﺑِﻪِ‏»

"Tatkala ada seekor anjing yang hampir mati karena kehausan berputar-putar mengelilingi sebuah sumur yang berisi air, tiba- tiba anjing tersebut dilihat oleh seorang wanita pezina dari kaum bani Israil, maka wanita tersebut melepaskan khufnya (sepatunya untuk turun ke sumur dan mengisi air ke sepatu tersebut) lalu memberi minum kepada si anjing tersebut. Maka Allah pun mengampuni wanita tersebut karena amalannya itu "

HR. Al Bukhariy (3321, 3467) dan Muslim 2245
---------------------
▪  ▪  ▪ ▪

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah
berkata:

"Wanita (pezina) ini memberi minum kepada seekor anjing dengan keimanan yang murni yang terdapat dalam hatinya maka diapun diampuni (oleh Allah), tentu saja tidak semua pezina yang memberi minum kepada seekor anjing maka akan diampuni. Demikian pula lelaki yang menjauhkan dahan berduri dari tengah jalan, tatkala itu dia melakukannya dengan keimanan yang murni dan keikhlasan yang memenuhi hatinya, karenanya diapun diampuni. Karena sesungguhnya amalan-amalan bertingkat-tingkat sesuai dengan kadar keimanan dan keikhlasan yang ada di hati.

Sesungguhnya ada dua orang yang berdiri dalam satu shaf sholat akan tetapi pahala sholat mereka jauh berbeda antara satu dengan yang lainnya seperti jauhnya jarak antara langit dan bumi. Dan tidak semua orang yang memindahkan dahan berduri dari tengah jalan otomatis diampuni dosa-dosanya"

Minhajus Sunnah 6 / (221, 222)
---------------------
▪  ▪  ▪  ▪

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:

"Apa yang ada di hati wanita pezina yang melihat seekor anjing yang sangat kehausan hingga menjilat-jilat tanah. Meskipun tidak ada alat, tidak ada penolong, dan tidak ada orang yang bisa dia nampakkan amalannya, namun tegak di hatinya (tauhid dan keikhlasan) yang mendorongnya untuk turun ke sumur dan mengisi air di sepatunya, dengan tanpa mempedulikan bisa jadi dia celaka, lalu membawa air yang penuh dalam sepatu tersebut dengan mulutnya agar memungkinkan dirinya untuk memanjat sumur. Selain itu tawadhu' wanita pezina ini terhadap makhluk yang biasanya dipukul oleh manusia. Lalu diapun memegang sepatu tersebut dengan tangannya lalu menyodorkannya ke mulut anjing tanpa ada rasa mengharap sedikitpun dari anjing adanya balas jasa atau rasa terima kasih. Maka sinar tauhid yang ada di hatinya tersebut pun membakar dosa -dosa zina yang pernah dilakukannya, maka Allah pun mengampuninya"

Madarijus Salikiin 1 / (280, 281)

――――――――――――
•••••••••••••••
Syabab Ashhabus Sunnah

Untuk fawaid lainnya bisa kunjungi website kami:

www.ittibaus-sunnah.net
➖➖➖➖➖➖➖➖
أصحاب السنة

❂Ashhabus Sunnah❂

Minggu, 29 Maret 2015

JANGAN DIAM, SAMPAIKAN AL HAQ

قال سيفُ السُّنة العلامة الشيخ أحمد بن يحيى النجميّ رحمه الله وغفر له :

يجب على طلاب العلم أصحاب المعرفة الذين عرفوا المنهج السلفي وعرفوا المناهج الأخرى

يجب عليهم أن يبينوا لغيرهم أن يقولوا وأن يتكلموا وأن يلقوا الخطب وأن يوضحوا في كل مقام وفي كل مناسبة الحق الذي يجب أن يتبع والباطل الذي يجب أن يترك ويجتنب

أما الذين سكتوا عن بيان الحق للناس فإنهم لايعذرون بسكوتهم ولو قالوا: نحن لسنا معهم

فإنهم لايعذرون

حتى ولو قالوا: نحن لسنا مع هذه الأحزاب الضالة عن طريق الحق

إلا أن ينكروا ماهم عليه من الضلال .

_____________________
● الفتاوى الجَلِيَّة
• ج1 ص40

·····································
••••••••••••••

Berkata Sang Pedang Sunnah al' Allamah asy Syaikh Ahmad bin Yahya an Najmy rahimahullah:

Wajib bagi para thullabul ilmi, yang memiliki pengetahuan, yang mengenal manhaj salaf dan mengenal pula manhaj yang lain,

wajib bagi mereka untuk menjelaskan kepada orang lain, untuk mengatakan, berbicara, menyampaikan khutbah-khutbah, dan untuk menerangkan kebenaran yang wajib untuk diikuti dan kebatilan yang wajib untuk ditinggalkan dan dijauhi,
☝di setiap tempat dan di setiap waktu yang bersesuaian (yang pas).

Adapun orang yang diam dari menjelaskan kebenaran kepada manusia maka mereka tidak diberi udzur karena sikap diamnya mereka itu, meskipun mereka mengatakan: "Kami tidak bersama mereka (kelompok yang menyimpang itu, pen)".

Maka sesungguhya mereka tidak diberi udzur.

Bahkan, meskipun mereka mengatakan: "Kami tidak bersama kelompok-kelompok yang tersesat dari jalan kebenaran ini".

Kecuali mereka juga mengingkari kesesatan yang ada pada kelompok sesat itu.

al Fatawa alJaliyyah, juz 1, hal 40
――――――――――――
•••••••••••••••

✍ hm

Untuk fawaid lainnya bisa kunjungi website kami:

www.ittibaus-sunnah.net
➖➖➖➖➖➖➖➖
أصحاب السنة

❂Ashhabus Sunnah❂

APAKAH MASIH BISA TERAMBIL (teranggap) JARHNYA ORANG YANG TELAH DI JARH (oleh ulama yang lain)?

Oleh Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Hadiy Al Madkhaliy hafizhahullah ta'ala

ﻫﻞ ﻳﺆﺧﺬ ﺑﺠﺮﺡ ﺍﻟﻤُﺠﺮَّﺡ؟

لفضيلة الشيخ محمد بن هادي المدخلي حفظه الله تعالى

السؤال:

هذا يسأل يقول: إذا كان شخص جَرَّحه شيخ ثُمَّ هذا الشيخ مُجَرَّح؛ هل يبقى الحكم؟

الجواب:

لا يُعَوَّل على المُجَرَّح، لابُدَّ أن يكون الجارح عدلًا، ما يكون هو نفسه مجروح، مثل الأزدي؛ يُجَرِّح وهو مجروح، مُتَّهم، هذا ما يصلح، لابُدَّ أن يكون الجارح إمامًا، ثِقَةً، عدلًا، مَرْضِيًا، عارفًا بأسبابِ الجرح، وموانع الجرح، وأن يكون ذَا دينٍ، وَوَرَعٍ، وتُقَى، وذكاءٍ، فلا يُضحَك عليه، ما يكون مُغَفَّل،

والعلم والدِّين يمنعه من الظلم، فلا يظلم، لأن هذا دين، والعلم بأسباب الجرح والمانع من الجرح لابُدَّ من توافره في الجارح،

لابُدَّ أن يكون الجارح عدلًا، أمينًا، دَيِّنًا، وَرِعًا، تَقِيًّا، عالمًا بأسباب الجرح وموانعه، يُضاف إلى ذلك الذكاء، ما يكون مُغَفَّل، يُضحَك عليه، لابُدَّ من هذا،

فالمجروح لا عبرةَ بجرحه، لأن هو بنفسه مجروح، هو يحتاج إلى دواء.

هل يؤخذ بجرح المُجرَّح؟ | Miraath.Net - http://ar.miraath.net/fatwah/8241

――――――――――――
ºººººººººººº

Soal:

Orang ini bertanya, dia berkata: "Jika ada seorang individu di-jarh oleh seorang syaikh, kemudian syaikh ini dijarh (oleh ulama yang lain), apakah masih berlaku hukum (jarh kepada individu tersebut) ?

Jawab:

Janganlah mempercayai orang yang telah DI-JARH. Sudah semestinya orang yang men-jarh itu orang yang 'adil, dia sendiri bukanlah orang yang di-jarh, seperti alAzdiy, dia men-jarh seseorang padahal dia sendiri majruh (orang yang di-jarh), tertuduh (dengan suatu kesalahan, pent), yang seperti ini tidaklah pantas. Sudah semestinya orang yang men-jarh adalah seorang imam, tsiqoh (tepercaya), 'adil, diridhai, benar-benar mengetahui sebab-sebab jarh dan penghalang-penghalang jarh, dan hendaknya orang yang men-jarh adalah orang yang memiliki agama (yang baik), memiliki sifat wara', bertaqwa, cerdas, tidak ditertawakan, dan bukan MUGHOFFAL.

Ilmu dan agama melarangnya untuk berbuat zhalim maka janganlah dia menzhalimi, karena (perkara jarh) ini adalah agama, dan pengetahuan tentang sebab-sebab jarh dan penghalang jarh pastilah berasal dari keberlimpahan ilmu yang ada pada orang yang men-jarh.

Sudah semestinya orang yang men-jarh itu 'adil, dapat dipercaya, memiliki agama yang baik, wara', bertaqwa, mengetahui sebab-sebab jarh dan penghalang-penghalangnya, semua itu disertai dengan kecerdasan, bukan MUGHOFFAL dan tidak ditertawakan. Sudah semestinya (jarh itu) dari orang yang seperti ini.

Jadi, orang yang di-jarh tidak teranggap dengan jarh orang ini, karena orang yang men-jarh itu sendiri adalah orang yang di-jarh oleh ulama lain. Dia sendiri masih membutuhkan obat.

http://ar.miraath.net/fatwah/8241
――――――――――――
•••••••••••••••
✍ hm

Untuk fawaid lainnya bisa kunjungi website kami:

www.ittibaus-sunnah.net
➖➖➖➖➖➖➖➖
أصحاب السنة

❂Ashhabus Sunnah❂

Kamis, 26 Maret 2015

Wudhu Seorang Yang Meletakkan Tangan Atau Kakinya Di Bawah Kran Tanpa Menyentuhnya

ﺍﻟﺴﺆﺍﻝ:

ﺃﺣﺴﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻴﻜﻢ ﻭﺑﺎﺭﻙ ﻓﻴﻜﻢ ﺗﻘﻮﻝ ﺍﻟﺴﺎﺋﻠﺔ ﻫﻞ ﻳﺒﻠﻎ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﻟﻮ ﻭﺿﻊ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻳﺪﻩ ﺃﻭ ﺭﺟﻠﻪ ﺗﺤﺖ ﺍﻟﺼﻨﺒﻮﺭ ﺩﻭﻥ ﺍﻟﻤﺴﺢ ﻋﻠﻴﻬﺎ؟

ﺍﻟﺠﻮﺍﺏ ﺍﻟﺸﻴﺦ :

ﻧﻌﻢ ﻳﺤﺼﻞ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ ﺇﺫﺍ ﻋﻢ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﺟﻤﻴﻊ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻜﻔﻲ ﻟﻜﻦ ﺇﺫﺍ ﺩﻟﻜﻬﺎ ﺃﻱ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺃﻭ ﺍﻟﻴﺪ ﻓﻬﻮ ﺃﺣﺴﻦ ﺧﺼﻮﺻﺎً ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻓﻴﻬﺎ ﺃﺛﺮ ﺩﻫﻦٍ ﺃﻭ ﺯﻳﺖ ﻷﻥ ﺃﺛﺮ ﺍﻟﺪﻫﻦ ﺃﻭ ﺍﻟﺰﻳﺖ ﻳﺠﻌﻞ ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻳﺘﻔﺮﻕ ﻭﺭﺑﻤﺎ ﻻ ﻳﺼﻴﺐ بعض ﺍﻷﻣﺎﻛﻦ ﻓﺎﻟﻐﺴﻞ ﻫﻮ ﺍﻟﻔﺮﺽ ﻭﺍﻟﺘﺪﻟﻚ ﻟﻴﺲ ﺑﻔﺮﺽ .

http://www.ibnothaimeen.com/all/noor/article_1494.shtml

✽  ✽  ✽  ✽  ✽  ✽  ✻

Pertanyaan:

Semoga Allah memperbaiki anda dan memberkahi anda, penanya berkata, “Apakah sah wudhu seorang yang meletakkan tangan atau kakinya di bawah kran tanpa menyentuhnya?"

Jawaban Syaikh:

"Ya, wudhu tercapai (sah) jika rata mengenai seluruh kaki, dan sesungguhnya itu telah mencukupi, akan tetapi jika dia menggosok-gosoknya (untuk meratakan air wudhunya) yaitu kaki atau tangannya maka itu lebih baik terkhusus jika terdapat padanya bekas lemak atau minyak karena bekas lemak atau minyak akan menjadikan air terpencar dan boleh jadi tidak akan mengenai sebagian tempat-tempat (anggota wudhu), maka mencucinya (hingga rata mengenai seluruh anggota wudhu) adalah wajib dan menggosok-gosok (anggota wudhu) tidaklah wajib."

---------------------

Syabab Ashhabus Sunnah

Untuk fawaid lainnya bisa kunjungi website kami:

www.ittibaus-sunnah.net
➖➖➖➖➖➖➖➖
أصحاب السنة

❂Ashhabus Sunnah❂

Rabu, 25 Maret 2015

Termasuk Rahmat Allah Dan Kebaikan-Nya Kepada Para Hamba

قال الشيخ زيد المدخلي رحمه الله:

أذكر أن أحد طلاب العلم قال:

أشكو النسيان إذا قرأت أنسى

فقال له آخر

من رحمة الله عز وجل وإحسانه إلى الخلق أنهم ينسون فإذا نسي الإنسان راجع فإذا راجع القراءة كسب مكاسب أفضل مما لو قرأ وحفظ ما نسي لأنك إذا قرأت وحفظت ما نسيت شيء تركت القراءة حتى وقت الحاجة

لكن مادمت تعلم انك تنسى فأنت تراجع مرة بعد مرة هكذا دائما وأبدا

فقال

والله أحسنت إلي شجعتني ومن هذا الاعتراف الطيب.

http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=113036&view=findpost&p=550193

➾ ➾ ➾ ➾ ➾

Syaikh Zaid Al-Madkhali rahimahullah berkata:

Aku ingat seorang penuntut ilmu berkata:

“Aku mengeluhkan lupa jika aku membaca al-Qur’an, aku lupa.”

Maka yang lain menjawab:

“Termasuk rahmat Allah dan kebaikan-Nya kepada para hamba, mereka lupa. Jika seseorang lupa hafalannya, dia memurajaah. Jika dia memurajaah bacaannya, dia akan mendapatkan penghasilan yang lebih utama daripada kalau dia dulu telah membaca al-Qur’an dan menghafal dan tidak lupa. Karena engkau kalau membaca dan hafal, dimana engkau tidak lupa sedikitpun, engkau akan meninggalkan untuk membaca al-Qur’an walaupun pada saat engkau butuh.

Namun selama engkau mengetahui bahwa engkau akan lupa, engkau memurajaah berkali-kali, demikian seterusnya.”

Maka penuntut ilmu itu berkata:

“Demi Allah, engkau telah berbuat baik kepadaku, engkau memberiku semangat. Dan dari pengertian yang baik ini.”

――――――――――――
••••••••••••

Syabab Ashhabus Sunnah

Untuk fawaid lainnya bisa kunjungi website kami:

www.ittibaus-sunnah.net
➖➖➖➖➖➖➖➖
أصحاب السنة

❂Ashhabus Sunnah❂

Senin, 23 Maret 2015

TELADAN MASYAYIKH DALAM BERLALU-LINTAS

كُنتُ مَعَ شَيخنَا "أحْمد النَّجميّ" رَحِمهُ اللهُ , وَ أحَدِ الدُّعاةِ رَاجِعِينَ مِن الحجِّ بالسَّيارة؛

فَوَصلنَا لإحْدَى الإشَاراتِ الضَوئِيةِ, وَ كَانتْ حَمرَاءَ.

فقاَل هذاَ الدَّاعِية:

"لا َ تَقِفْ عِنْد َ الإشَارةِ, فإنَّهُ لاَ يُوجَدُ أحَدٌ !!"

فَقالَ لي شَيخُنَا "أَحمَدُ" :
"لاَ تَقطَعِ الإشَارةَ؛ هَذا العَملُ لاَ يَجوز..!

فإَنْ لَمْ يَكُ أَحَدٌ يَرانَا, فَإنَّ اللهَ يَرانَا..

وَ وَجَبَ عَلينَا السَّمعُ وَ الطَّاعةُ لوَِليِّ الأَمرٍ فِي المَنْشَطِ وَ المَكْرَهِ."

كَتَبَهُ : فَوَّاز بن عَليّ المَدْخَلِيّ
1 / 6 / 1436

――――――――――――
Aku pernah bersama Syaikh kami Ahmad an Najmiy rahimahullah dan salah seorang dai yang baru kembali dari berhaji di dalam sebuah mobil.

Lalu sampailah kami pada salah satu lampu merah (traffic light) dan ketika itu menyala merah.

Lalu berkatalah dai ini:

"Jangan berhenti di lampu merah, selagi tidak ada seorangpun (yang melihat)."

Lalu Syaikh Ahmad pun berkata kepadaku:

"Jangan melanggar lampu merah! Perbuatan ini tidak boleh...!

Meskipun tidak ada seorang pun yang melihat kita, maka sesungguhnya Allah melihat kita.

Wajib bagi kita untuk mendengar dan taat kepada waliyyul amr dalam hal yang disukai maupun yang tidak disukai."

Ditulis oleh:
(Syaikh) Fawwaz bin Ali alMadkholy hafizhahullah

Wallaahu A'lam
――――――――――――
✍ hm

Untuk fawaid lainnya bisa kunjungi website kami:

www.ittibaus-sunnah.net
➖➖➖➖➖➖➖➖
أصحاب السنة

❂Ashhabus Sunnah❂

Adakah Tholibul Ilmi Yang Terus Saja Berstatus Awam ?

قال فضيلة الشيخ الدكتور عبد الله بن عبد الرحيم البخاري - حفظه الله ورعاه -

هل تعلم أن فى طلاب العلم عوام ؟

أو لا تعلمون هـــــذا!!

ولو انتسب الى طلب العلم،

فليس كل من انتسب الى طلب العلم هو من اهله.

ولذلك هم درجات متفاوتون.

ولا ترتفع عنك العاميّة بكونك لك سنة أو سنتين أو عشرة أو عشرين فى الطلب أبداً لا ترتفع بهذا،

إنما ترتفع العاميّة عنك:

بسلوكك سبيل العلماء فى الأخذِ والتلقي والعمل والاستدلال والسيرِ على هذا السَنَنْ

وأن تعرف قدر نفسك بهذا نقول ترتفع عنك العاميّة شيئاً فشيئاً،

وما تواضع عبدٌ لله إلا رفعه الله

وكلما ازداد المرء عِلماً ازداد لله تواضعاً،

فإذا ما رأيت العكس عَلِمت أنك لا زلتَ فى الأسفل ما ارتفعت بعد،

نسأل الله السلامة والعافية.. انتهى

المصدر:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=148251

      ~~~~~~ ❁ ✺ ❁ ~~~~~~

Berkata Syaikh Dr. Abdullah bin Abdirrohim al Bukhory hafizhahullah:

Tahukah anda bahwa diantara para tholibul ilmi (penuntut ilmu) ada yang masih berstatus awam?

Atau kalian tidak tahu hal ini ??!!

Meskipun dinisbahkan (diberi status) sebagai seorang thalibul ilmi, maka tidaklah setiap orang yang diberi status tholibul ilmi maka dia termasuk ahlul ilmi (orang yang berilmu, ulama).

Oleh karena itu, pada mereka itu ada tingkatan-tingkatan yang berbeda-beda.

Tidaklah terangkat darimu status awam hanya karena anda memiliki (pengalaman) setahun, dua tahun, sepuluh tahun atau dua puluh tahun dalam menuntut ilmu, selamanya tidak akan terangkat hanya karena (lamanya menuntut ilmu) ini.

Sesungguhnya status awam anda itu akan terangkat hanya dengan:

-Perilaku anda (sesuai dengan) jalurnya para ulama dalam hal mengambil ilmu, talaqqiy, beramal, cara menggunakan dalil dan berjalan di atas perilaku-perilaku ini.

-Anda mengenali kadar dirimu sendiri.

Dengan cara ini, maka kami katakan: akan terangkat status awam anda sedikit demi sedikit.

Dan tidaklah seorang hamba tawadhu' (merendahkan hati) karena Allah kecuali Allah akan mengangkatnya.

Dan setiap kali bertambah ilmu seseorang, maka bertambah pula ke-tawadhu'-annya kepada Allah.

Jadi, jika apa yang anda lihat adalah sebaliknya berarti anda tahu bahwa anda masih senantiasa berada di tingkat bawah. Anda tidak terangkat setelahnya.

نسأل الله السلمة والعافية.

Wallaahu A'lam

――――――――――――

✍ hm

Untuk fawaid lainnya bisa kunjungi website kami:

www.ittibaus-sunnah.net
➖➖➖➖➖➖➖➖
أصحاب السنة

❂Ashhabus Sunnah❂